Selasa, 15 Maret 2016

MUSTHAFA AL-RAQIM


MUSTHAFA AL-RAQIM
                Mustafa al-Raqim lahir tahun 1171 H di Konya , Anatolia, Turki, dan tinggal di Istanbul sejak Ia masih muda. bakat menulis kaligrafinya telah tampak sejak kecil. Mempelajari Naskhi dan Tsuluts dari kakak tertuanya, kaligrafer Ismail Zuhdi, kemudian ke Darwisy Ali.
               Al-raqim menjadi kaligrafer kesultanan Utsmaniyah masa Salim III (1789 - 1807 M) yang kemudian mengangkatnya menjadi pegawai di Departemen Seni Lukis kesultanan, dan jabatan-jabatan semacam lain. Al-raqim menjadi guru kaligrafi untuk dua SultanUtsmani, salim III dan Mmahmud II (1808 - 1838 M).
              Kaligrafer Ismail Haqqi, dalam tulisan serinya di majalah Tadrisat Majmu'ah Syi  menulis tentang Al-raqim ,"Apabila Barat bangga dengan Raphael dan Michael angelo (pelukis), maka kita mesti bangga dengan Al-raqim : kaligrafer jenius ini telah meniupkan Ruh dalam setiap huruf." 
              Al-raqim memperbarui lagi kaidah-kaidah penulisan dan mengembangkan gaya-gaya terdahulu, disamping berusaha lebih kreatif dalam penciptaan gaya baru tulisan. Di zamannya Ia di juluki sebagai  Rais al-Khathathin (pemuka para kaligrafer). Tulisan-tulisannya bahkan dianggap sebagai warisan paling mengagumkan.
             Kaligrafer lain semasanya yang pantas disebut disini (meski kedudukannya dibawah Al-raqim) adalah Mahmud jalaluddin. tidak di ketahui kelahirannya. Ia meninggal di Istanbul tahun 1245 H / 1829 M. Mahmud banyak menekuni khat Naskhi dan Tsuluts seperti kaligrafer lain periode Utsmaniyah.
            Kaligrafi pada masa kesultanan Turki Utsmani memang pantas diberi catatan khusus, bukan saja bahwa periode ini sempat melahirkan gaya-gaya baru ( Diwani, Diwani jali, Riq'ah misalnya, tiga gaya baru yang datang belakangan )  akan tetapi juga yang menarik adalah besarnya perhatian pihak pemerintah terhadap seni ini. Betapa beberapa sultan turki datang " Merunduk "  belajar kaligrafi kepada Khathath masanya. Mereka begitu tinggi menghargai Kaligrafer. Terakhir tercatat Abdul Majid II (1922 - 1924 M ) , penguasa terakhir Turki Utsmani , belajar kaligrafi kepada Muhammad Azzat sampai mendapatkan ijazah dari sang kaligrafer.
            Kiblat Kaligrafer Islam yang sejak abad 15 M berpindah ke Turki (setelah mendewasa di Baghdad dan berkembang di persia sejak abad 14 M ) menemukan perkembangan finalny disini.Rumus-rumus baku tulisan Arab tercipta pada periode ini yang terpakai sah hingga kini , dan ini membuktikan bahwa turki merupakan pertahanan terakhir kaligrafi Islam.
           berikut ini adalah karya-karya besar Musthafa Al-raqim yang bisa kita nikmati hingga kini :



























HAFIZH UTSMAN


HAFIZH UTSMAN
            Hafizh Utsman bernama asli Utsman ibn Ali,lahir di Asitanah, Istanbul, tahun 1052 H / 1642 M. Sejak masa mudanya Ia telah hafal al-Qur'an yang karena itu orang menjulukinya al-Hafizh (orang yang hafal al-Qur'an). Ia sendiri suka menulis di akhir karyanya secara lengkap : al-Hafizh al-Qur'an.
            seperti tampak pada kaligrafer lain periode Utsmaniyah, Hafizh menekuni gaya Tsuluts dan Naskhi. kejeniusannya menulis dua gaya ini tampak pada karyanya, Hilyah (sebuah Deskripsi tentang Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam), tahun 1691-1692 M.
            Para sejarawan dan kaligrafer setelahnya menjulukinya sebagai Ustadz al-kull (guru keseluruhan). 
Ia juga di juluki sebagai "Syaikh Hamdullah ketiga", setelah gurunya Darwisy Ali (wafat 1086 H). sebagai Ranking kedua.
            Hafizh menulis enam hari dalam semminggu, dan istirahat hari jum'at. Diriwayatkan bahwa Hafizh mengkhususkan hari  Ahad untuk menajar kaligrafi secara gratis kepada orang-orang yang tidak mampu, sementara hari rabu Ia mengajar orang-orang kaya. Ia menulis 25 mushaf al-Qur'an dan inskripsi-inskripsi lain yang tersebar dimana-mana. sebagian mushaf dan karya-karya kaligrafinya kini tersimpan di Universitas  Aya Sofia , perpustakaann Universitas Nur Utsmaniyah dan  perpustakaan Nuruddin Bek Musthafa ,Kairo.
           Hafizh terpilih menjadi guru kaligrafi dua Sultan Utsmaniyah, yakni Ahmad Khan II ( 1691-1695 M) dan Musthafa Khan ( 1695-1703 M)'
          Ia meninggal ketika Shalat Isya' tahun 1110 H / 1698 M.
          berikut ini adalah beberapa  maha karya Hafizh Usman  ;

















HAMDULLAH AL-AMASI





 HAMDULLAH AL-AMASI
          Hamdullah, lebih dikenal dengan Ibnnu Syaikh, bernama lengkap Syaikh Hamdullah al-Amasi.lahirdi Amasia (Kota kelahiran Yaqut Al-musta'shimi), Turki Utara, tahun 833 H. wafat tahun 926 H/1520 M. Ia dianggap sebagai Master terbesar sepanjang sejarah Turki  Utsmani. Kaligrafer-kaligrafer Utsmani yang datang kemudian ,berkiblat kepada rumus--rumus dan tulisan Hamdullah.
          Syaikh Hamdullah menulis al--Qur'an dan beberapa manuskrip lain, karyanya yang terhitung Monumental adalah Inskripsinya pada pintu utama Masjid Sultan Istanbul.
          perhatian besar pihak kesultanan terhadap kaligrafi memungkinkan Hamdullah berkarya dengan lapang dan lebih kreatif. beberapa Sultan bahkan belajar kaligrafi dan begitu menaruh hormat kepada Kaththath . Pada masa Hamdullah, Sultan Bayazid II (1481-1512 M). belajar kaligrafi kepadanya. Sang Sultan sendiri selalu bersedia membayar mahal untuk setiap huruf yang meluncur dari qalamnya.
Sultan memang lebih menaruh perhatian kepada perkembangan kaligrafi ketimbang seni lukis atau lainnya. Ada sebuah cerita yang mengisahkan betapa Sang Sultan menghargai gurunya , selama syaikh menulis ,sang Sultan bersedia memegangkan tempat tintanya sampai Ia selesai.
           Di antara murid tersohornya adalah Ahmad Qarahisari (wafat 963H / 1555 M), yang mendapatkan ijazahnya. Qarahisari sendiri banyak meninggalkan karya.
           Syaikh Hamdullah al-Amasi adalah kaligrafer legendaris dalam lima abad terakhir ini. Lewat tangannya lah pembakuan penulisan huruf dengan rumus-rumus tertentu mencapai finalnya dan terpakai hinggga sekarang . Karenanya, tak salah jika Hamdullah dianggap sebagai penyumbang terbesar terhadap tradisi kaligrafi Islam sampai saat ini.Dan pada masa Hamdullah inilah kiblat kaligrafi berpindah ke Istanbul setelah mendewasa di Baghdad dan mendapat angin segar di Persia.
          berikut adalah beberapa karya besar Hamdullah al-Amasi :